Julius Usman Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

JAKARTA–MIOL: Suasana haru dan hikmat mewarnai prosesi pemakaman Julius Usman, politisi kontroversial. Mantan aktivis 66 itu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (1/7). Hadir sejumlah pejabat negara, politikus, kolega, dan kerabat dekat almarhum.

 

Prosesi pemakaman Julius Usman di TPU Tanah Kusir dilakukan di bawah tenda kuning berukuran 10X10 meter, sekitar pukul 10.00 WIB. Dari ratusan pelayat yang hadir, tampak sosok Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Ketua Komisi I DPR Theo L Sambuaga, tokoh eksponen 66 Hariman Siregar, Pengacara Hotman Sitompul, dan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh.

 

Wajah haru jelas terlihat di antara para pelayat saat jenasah almarhum diturunkan ke liang lahat. Bahkan, Nunik, istri almarhum, beserta anak dan cucu Julius tak kuasa menahan kucuran air mata.

 

Di sekitar area pemakaman terlihat sedikitnya 20 paket kiriman bunga dari sejumlah kolega almarhum. Karangan bunga yang terpajang di areal pemakaman itu di antaranya dari kader PDIP, seperti mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Taufik Kemas, Sekjen PDIP Pramono Anung, Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta.

 

Dalam pembacaan kata kenangan yang disampaikan Jimly Ashshidiqie, menyebut almarhum Julius sebagai sosok yang perlu diteladani. Sebagai sesama pejuang angkatan 66, Jimly mengenal almarhum sebagai sosok bersahabat dan memiliki idealisme tinggi.

 “Satu lagi yang perlu diteladani. Dari muda hingga akhir hayatnya, semangat almarhum untuk membangun bangsa tidak pernah hilang,” kenang Jimly tentang kawan akrabnya itu.

Sementara itu, Ketua Penasehat Partai Golkar Surya Paloh sebelum acara pemakaman Julius Usman mengenang saat-saat dirinya bersama almarhum menjadi aktivis kepemudaan tahun 1966 di kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI). Saat itu, almarhum tokoh idealis yang selalu menghabiskan hari-harinya untuk memikirkan bagaimana memberikan kontibusi terbaik bagi bangsa indonesia.

 “Kami memang teman lama. Saya terakhir bertemu 10 hari lalu, kami masih sharing tentang bagaimana memberi kontribusi bagi bangsa dan negara,” kenang Surya Paloh.

Julius Usman dalam kariernya sebagai politisi memang dikenal penuh dengan langkah kontrovesial. Almarhum pertama kali masuk kancah politik dengan menjadi ketua Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) sehingga kerap terlibat dalam berbagai aksi yang digalang para aktivis angkatan 66.

 

Langkah almarhum yang paling kontrovesial, bersama Sri Bintang Pamungkas mendirikan Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI) pada 1997. Tindakan sangat berani kala itu, di saat Presiden Soeharto membatasi parpol hanya PPP, Golkar, dan PDI.

 

Melalui PUDI, Julius sempat melempar wacana untuk mencalonkan diri menjadi wakil Presiden bersama Sri Bintang sebagai Presiden.

 

Perjuangan Julius memecahkan kebekuan politik di Indonesia akhirnya berhasil juga dengan diselenggarakan pemilu 1999 yang melibatkan puluhan parpol. Namun, tahun itu juga, Julius malah meninggalkan PUDI dan bergabung dengan PDIP untuk menjadi Calon Legislatif (Caleg). Almarhum pun kemudian terpilih mewakili rakyat di DPR dari fraksi PDIP periode 1999-2004.

 

Namun, akibat dikenal vokal mengkritik kebijakan Fraksi yang kurang membela rakyat, Julius bersama tokoh vokal lainnya, Haryanto Taslam direcall PDIP dari DPR. Tak berhenti sampai di situ, Julius menjelang pilpres 2004 bersama Meilono Soewondo tiba-tiba meninggalkan PDIP untuk menjadi tim sukses SBY-JK, pasangan Capres dan Cawapres dari Partai Demokrat dan Golkar.

 

Ternyata sikap idealisme dalam diri Julius tak bisa diredam sampai di situ. Melihat kekecewaan masyarakat terhadap kinerja SBY-JK sampai saat ini, Julius bersama Hariman Siregar akif dalam Gerakan Cabut Mandat.

 

Gerakan ini juga diikuti sejumlah tokoh pro demokrasi lainnya yang mengkritik kebijakan SBY-JK, seperti WS Rendra dan Moeslim Abdurrahman.

 

Julius Usman, sulung dari empat bersaudara ini dilahirkan di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, 15 Agustus, 60 tahun lalu. Almarhum meninggal dalam perjalanan menuju RS MMC Kuningan dari rumah ibunya, Aisyah, 94, di Jalan Lawu Manggarai, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.30.

 Mantan aktivis dan tokoh nasional ini meninggal akibat komplikasi penyakit jantung yang dideritanya sejak dua bulan terakhir. Ia meninggalkan seorang istri, 3 putri, 2 putra, dan 9 cucu.

Tentang buletin
Blog Berita Buletin Bisnis Blog ini Berisi Ringkasan info Bisnis dan Ekonomi/ This Blog consist of economic and business news. Bila anda tertarik untuk memberikan kritik atau saran atau membutuhkan informasi lebih lanjut, silahkan kirim melalui email ke buletinbisnis@yahoo.com/ If you have any critic, suggestion or need further information, please feel free to send the question to buletinbisnis@yahoo.com

One Response to Julius Usman Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

  1. First of all I would like to say fantastic blog!
    I had a quick question in which I’d like to ask if you do not mind.
    I was curious to know how you center yourself and clear your thoughts prior to writing.
    I have had difficulty clearing my thoughts in getting my thoughts out there.
    I do take pleasure in writing however it just seems like the first 10
    to 15 minutes are usually wasted simply just trying to figure out how to begin.
    Any suggestions or hints? Appreciate it!

Tinggalkan komentar